Sebagai bagian penting dari strategi kesehatan digital Indonesia, para pemimpin dari Kementerian Kesehatan Indonesia dan CSIRO, badan sains nasional Australia, telah meluncurkan proyek yang akan mengimplementasikan Ontoserver CSIRO dan produk terkait sebagai salah satu dasar untuk layanan terminologi klinis nasional negara tersebut.

Diresmikan oleh Setiaji, Kepala Kantor Transformasi Digital (DTO) Kementerian, lokakarya diikuti oleh pejabat dari Pusat Data dan Teknologi Informasi (PUSDATIN) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Kemitraan Australia Indonesia untuk Ketahanan Kesehatan (AIHSP), pejabat dari program Kesehatan Departemen Luar Negeri & Perdagangan Australia (DFAT), Kedutaan Besar Australia di Jakarta, serta anggota tim Pusat Penelitian eHealth Australia (AEHRC) CSIRO yang akan mendukung Kementerian dalam proyek tersebut.

Kepala Kantor Tranformasi Digital, Setiaji bersama , Kepala Standardisasi Sistem Informasi di PUSDATIN, Dian Sulistyowati menggarisbawahi peran penting yang akan dimainkan Ontoserver dalam keberhasilan implementasi kesehatan digital Indonesia, yakni dengan memastikan bahwa data kesehatan dikodekan dengan benar ketika disimpan dalam EMR (rekor medis elektronik) dan sistem informasi lainnya, dengan demikian memastikan akurasi, komparabilitas, interoperabilitas dan memungkinkan analitik yang kuat.

Pemerintah Indonesia baru-baru ini juga telah menandatangani perjanjian lisensi nasional untuk SNOMED-CT, yang selanjutnya mengkonsolidasikan pendekatan Indonesia untuk menyelaraskan dengan standar internasional sebagai bagian dari implementasi strategi kesehatan digital nasionalnya. Ontoserver dianggap sebagai solusi terdepan di dunia untuk mengelola sistem pengkodean layanan kesehatan, yang digunakan di NHS Inggris, Australia, dan sejumlah negara Eropa.

Setiaji mengakui dukungan dana dari Pemerintah Australia untuk proyek ini, dan mengapresiasi kerjasama yang baik antara tim PUSDATIN-DTO dan CSIRO.